HeadlineHumaniora

Jawa Barat Siap Laksanakan Vaksin Pneumonia Gratis 2021

292
×

Jawa Barat Siap Laksanakan Vaksin Pneumonia Gratis 2021

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi/Shutterstock

WartaDepok.com – Kepala Dinas Kesehatan Jabar, Berli Hamdani, menyatakan Jawa Barat siap melaksanakan program imunisasi pneumococcal conjugate vaccine (PCV) bersama tiga provinsi pada Januari 2021.

Berli mengatakan fokus introduction vaksin PCV untuk mencegah penyakit pneumonia pada balita sudah dipersiapkan sejak tahun 2019, bersama Provinsi Jawa Timur, Bangka Belitung dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Program imunisasi PCV menjadi penting dilaksanakan di Jawa Barat mengingat angka kasus yang mencapai lebih dari 140 ribu kasus hingga saat ini. Pneumonia bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat.

Beberapa gejala yang umumnya dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas. Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah yang bisa menyebabkan kematian.

“Jabar insyaa Allah siap. Kami optimistis program vaksinasi ini bakal bisa menekan jumlah penderita di Jawa Barat,” katanya.

Berli mengungkapkan kasus pneumonia di Jabar jumlah paling banyak menyerang anak balita yang berusia kurang dari 5 tahun.

Jumlah kasusnya, mencapai 114.753 kasus. Sementara kasus pada pasien usia lebih dari 5 tahun, tercatat ada 28.730 kasus.

Pneumonia menjadi salah satu penyakit yang harus dihindarkan terjadi di tengah pandemi Covid-19 karena meningkatkan resiko kesehatan masyarakat.

Sejauh ini, Dinkes Jabar sudah melakukan berbagai langkah menekan angka kasus, diantaranya dengan deteksi dini kasus pneumonia di Puskesmas dan kini dengan vaksin PCV secara gratis dari pemerintah.

Vaksin pneumonia selama ini hanya bisa diakses warga secara terbatas karena mahal rata-rata mencapai Rp 750 ribu sekali dosis. Dan balita biasanya diberikan dua kali vaksin PCV hingga usia 5 tahun.

Selain mahal, bukan vaksin pneumonia belum dianggap kebutuhan vaksin dasar yang menjadi prioritas program imunisasi nasional seperti Hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan campak.

“Ini gratis disediakan sehingga bisa lebih efektif memberikan perlindungan sampai 100 persen dari kemungkinan balita terinfeksi pneumonia,” kata Berli.

Untuk tahap awal, sasaran program imunisasi PCV akan fokus pada bayi berusia 2 sampai 23 bulan atau di bawah 2 tahun (batuta).

Persiapan program vaksin PCV sudah dilakukan dengan sosialisasi kepada lebih dari 5.000 tenaga vaksinator di 1.084 Puskesmas se-Jawa Barat.

Masing-masing Puskesmas sudah mengajukan micro-planning pelaksanaan imunisasi PCV yang kemudian disampaikan secara berjenjang sampai ke Kemenkes untuk mengantisipasi dan tata kelola logistik serta program pendukung lainnya.

Terkait pemahaman masyarakat terhadap pneumonia, menurut Berli, upaya Promosi Kesehatan kepada masyarakat tentang pneumonia juga terus menerus disosialisasikan secara berjenjang dari Kemenkes sampai petugas dan kader di lapangan.

Selain dilakukan melalui semua kanal media dan influencer terpilih. Berli menilai, sebagian masyarakat sudah cukup memahami tapi sebagian lagi masih memahami sebatas pneumonia itu hanyalah penyakit sesak nafas.

“Masyarakat sering menyalahartikan dengan tuberkulosa bahkan asma. Padahal kan berbeda penanganannya dan pencegahannya. Makanya kami harus terus edukasi,” katanya.

Dikatakan Berli, pelaksanaan imunisasi PCV akan digelar di semua 27 Kab/Kota. Karena, kasus pneumonia ada disemua Kota/Kab Jabar. Program ini, dimasukan dalam program imunisasi dasar rutin di Puskesmas.

” PCV bukan vaksin produksi baru seperti halnya vaksin Covid 19. Insya Allah aman,” katanya.

Terkait efek samping pemberian vaksin PCV, kata dia, hampir sama dengan imunisasi rutin lainny. Gejalanya biasa ada sedikit demam sebagai efek reaksi vaksin di tubuh penerima.

“Biasanya cukup dikasih penurun demam sudah sembuh,” kata Berli.

Terkait protokol Covid-19 dalam pemberian vaksin nanti, Berli meminta masyarakat tak perlu khawatir karena dipastikan menggunakan protokol kesehatan.

BACA JUGA:  Yuni Indriany Dukung Evaluasi Perwal Tunjangan DPRD Kota Depok

“Pelaksanaan imunisasinya aman nggak pakai kerumunan. Kan sejak pandemi, pelaksanaan program rutin fasyankes Jabar termasuk Puskesmas sudah dengan protokol kesehatan yang ketat. Semua disesuaikan dengan sasaran dan tujuan pelaksanaan program, termasuk imunisasi,” paparnya.

Terkait pelaksanaan vaksin Covid-19, kata dia, masih menunggu jadual namun simulasi di Jabar sudah dilakukan sebanyak 3 kali di Depok, Bogor dan Bekasi. “Jika vaksin datang, kami sudah punya jadwal pelaksanaan vaksinasi Covid-19,” pungkasnya.

Dokter spesialis anak di Kota Depok, dr. Farabi El Fouz, M.Kes., Sp.A, menyambut baik adanya program vaksin pneumonia (PCV) gratis dari pemerintah yang ditargetkan hadir di empat provinsi, termasuk Jawa Barat.

Namun, dia meminta pemerintah mempergencar sosialisasi karena sampai saat ini sosialisasi baru diketahui lebih banyak oleh kalangan tenaga kesehatan, belum meluas pada masyarakat terutama orang tua yang memiliki balita.

“Banyak orang tua belum paham urgensi dari vaksin PCV, apalagi sekarang tertutup lagi dengan gencarnya pemberitaan akan adanya vaksin Covid-19.

Seharusnya para orang tua diberi pemahaman lebih banyak untuk mengetahui apa kebaikan dari vaksin PCV agar tidak terjadi penolakan. Misalnya, jangan divaksin lah malah takut Covid,” papar Farabi.

Sosialisasi gencar menjadi kata kunci kesuksesan program vaksin PCV. Selain itu, dia menyarankan pemerintah lebih tanggap merespon tingkat kecerdasan masyarakat yang makin terbuka pemikirannya tentang efek vaksin.

Sehingga, Farabi menilai pentingnya kesiapan pemerintah menyediakan hotline 24 jam untuk menerima keluhan tentang kejadian ikutan pasca imunisasi.

Termasuk cara menangani masalah dan keluhan yang masuk agar ada kepastian dari sisi mitigasi kasus pasca imunisasi yang meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap vaksin. Karena kepercayaan itu sangat penting mengingat pemerintah juga sedang menjalankan vaksinasi massal Covid-19.

“Sosialisasi lebih gencar jangan cuma nempel poster-poster di Puskesmas yang sekarang orang sudah jarang ke Puskesmas karena takut. Jangan hanya di sosmed, tapi menjangkau langsung ke orang awam yang butuh kita lindungi hak hidupnya dari pneumonia,” ujar Farabi.

Farabi meyakinkan vaksin PCV yang akan gratis diberikan mulai Januari 2021 sangat penting untuk kondisi pandemi saat ini.

“Pentingnya sama dengan Covid karena sama-sama bisa menyebabkan kematian. Jika tidak dilakukan akan berbahaya bagi anak,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *