WartaDepok.com – Luka bakar sebagai salah satu penyebab kematian di dunia, untuk pertama kali Indonesia mempunyai komunitas luka bakar ‘Burn Support Group’.
Pendiri Burn Support Group, Dr. Afriyanti Sandhi SpBP-RE, MARS mengatakan berdirinya komunitas bagi para luka bakar yang menspesialisasikan membantu para korban luka bakar di Indonesia.
“Berdirinya komunikas luka bakar pertama di Indonesia ini bertujuan untuk dapat pemahaman dan pengobatan bagi para luka bakar yang minim informasi cara berobat yang benar,” katanya, Kamis (24/12/2020).
Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu media nasional, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan luka bakar menyebabkan sekitar 195 ribu orang di Indonesia meninggal setiap tahun. Sebanyak 21.5% luka bakar disebabkan oleh air panas dan minyak panas.
Sementara itu 69% luka bakar terjadi dirumah. Berdasarkan data tersebut, diperlukan adanya wadah untuk menjadi pusat informasi terkait dengan luka bakar.
“Terbentuknya Burn Support Group ini merupakan inspirasi terbesar dari para pasien-pasien saya. Ide muncul ketika sedang mengikuti kongres Asia Pacific Burn Congress bulan Agustus 2019 di Singapura,” paparnya.
Pada saat kongres, dia menampilkan para burn survivor seperti nyanyian, drama dan kegiatannya lainnya dalam menyambut para peserta.
“Setelah disuguhkan penampilan para korban yang mengalami luka bakar, juga dilanjutkan pemutaran video dari negara-negara se Asia-Pasific anggota merupakan burn support group,” tambahnya.
Saat ini pertolongan pertama bagi pasien luka bakar masih minim. Padahal para korban luka bakar diharapkn dapat beraktivitas kembali seperti semula. Hadirnya Burn Support Group ini diharapkan dapat menjadi jawaban atas situasi tersebut.
“Melalui wadah ini, dapat terjalin koneksi sehingga dapat membuka jalan untuk para penyintas untuk membuka networkring. Acara hari ini di Jakarta adalah pilot project kita untuk acara-acara selanjutnya dengan skala nasional,” harapnya.
Terpisah Ketua PERAPI Jabodetabek Banten, DR. dr. Irena Sakura Rini, MARS, SpBP-RE(K) sangat menghimbau kepada masyarakat Indonesia untuk tidak mempercayai mitos-mitos penanganan luka bakar yang dipercayai oleh masyarakat.
“Pada prinsipnya luka bakar akan semakin sulit ditangani apabila lukanya semakin dalam.
Sampai saat ini mitos-mitos penanganan luka bakar masih banyak di masyarakat yang mereka yakini bisa mengurangi rasa panas bahkan sampai menghilangkan bekas,” katanya.
Sementara itu Helmi selaku Brand Manager dari PT. Combiphar mengatakan, melalui spirit Championing a Healthy Tommorow akan terus memegang komitmen Sehat adalah awal Kemenangan, fokus memang ingin berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan yang bersifat mengedukasi masyarakat untuk terkait kesehatan.
“Khususnya karena saya menghandle produk luka bakar atau bekas luka bakar.
Walau PT. Combiphar sejatinya menjual produk-produk kuratif, misi kami adalah meningkatkan kesadaran masyarakat menerapkan pola hidup untuk preventif., karena pastinya mencegah lebih baik daripada mengobati,” katanya.