WartaDepok.com – Di era pandemi saat ini, selain wajib menggunakan masker, mencuci tangan secara teratur, dan menjaga jarak, kita juga harus disiplin menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Mulut merupakan salah satu media transmisi dan berkembangnya virus juga bakteri, termasuk virus corona (SARS-Cov-2), sehingga kesehatan gigi dan mulut patut untuk kita perhatikan.
Selain itu, saat ini masalah kesehatan kulit juga rentan terjadi. Kebiasaan seperti menggunakan hand sanitizer dan menggunakan masker memiliki efek samping pada kulit.
Bagaimana cara menyiasati agar kesehatan gigi, mulut, dan kulit tetap terjaga di era pandemi saat ini?
Melalui penyelenggaraan Takshow Awam ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan gigi dan kulit dan memahami cara penanganan masalah gigi dan kulit. Talkshow kali dimoderatori oleh Dr. dr. Irene Yuniar, Sp.A(K) yang merupakan dokter spesialis anak di RSUI.
Narasumber pertama Dr. dr. Irma Bernadette S. S., Sp.KK(K) menyampaikan di era pandemi penggunaan masker sudah menjadi gaya hidup, muncul beberapa permasalahan kulit, salah satunya yaitu mask acne.
“Kasus mask acne tidak terjadi pada semua orang, biasanya hal ini dialami oleh orang-orang yang acne-prone atau sudah mengalami jerawat sejak pandemi,” ujar dr. Irma, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin RSUI.
Untuk mencegah mask acne, dokter Irma memberikan beberapa saran, diantaranya dengan
1. mengganti masker rutin tiap 3 jam sekali,
2. sebelum mengganti dengan masker yang baru, wajah sebaiknya dicuci dengan sabun,
3. jika menggunakan masker kain, pilihlah bahan yang dapat menyerap keringat, misalnya bahan katun,
4. hindari penggunaan foundation atau bedak yang tebal saat menggunakan masker,
5. pada pasien yang sedang berjerawat sebaiknya penggunaan sunscreen dihindari (terutama pada kondisi jerawat yang sedang atau berat), sunscreen bersifat oklusif atau menutup pori, sehingga tidak dianjurkan.
Untuk menghindari paparan radiasi sinar UV jika tidak menggunakan sunscreen pada orang yang berjerawat, masker dapat menjadi pelindung atau dapat menggunakan payung dan topi.
Pada kondisi jerawat yang sudah tidak dapat diatasi sendiri, dokter Irma menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter agar dapat dilakukan tindakan yang tepat.
Untuk berkonsultasi perihal kesehatan kulit, RSUI menyediakan layanan telemedicine. Jika membutuhkan tindakan secara langsung oleh dokter, pasien disarankan untuk melakukan swab antigen.
Swab antigen wajib dilakukan jika tindakan pasien lebih dari 15 menit (misalnya pada tindakan laser dan eksisi) dan tergantung pada kedekatan kontak wajah antara pasien dengan dokter.
Selain mask acne, masalah yang biasanya dirasakan oleh sebagian masyarakat adalah kulit tangan yang kering akibat terlalu sering menggunakan hand sanitizer.
Dokter Irma menyarankan untuk menggunakan hand sanitizer seperlunya. Ketika berada dekat wastafel, lebih baik mencuci tangan dengan sabun berpelembab dan air.
Aman atau tidaknya penggunaan hand sanitizer hal tersebut tergantung dari jenis kulit masing-masing orang, terdapat beberapa orang yang setelah menggunakannya, kulit menjadi kering dan muncul iritasi.
Oleh karena itu, pilihlah hand sanitizer yang nyaman di kulit dan memiliki kandungan gliserin didalamnya.
“Gliserin dapat membuat kulit lebih lembab. Selain itu kita dapat menggunakan hand cream jika merasa tangan sangat kering” tambahnya.
Tidak hanya akibat penggunaan masker atau hand sanitizer, stres dan pola makan yang tidak sehat juga dapat berdampak buruk terhadap kesehatan kulit.
Maka dari itu, mengelola stress dengan baik dan mengonsumsi menu yang kaya sayur dan buah penting juga kita perhatikan.
Narasumber kedua yaitu drg. Rona Laras Narindra, menyampaikan sebuah penelitian di Qatar yang menunjukkan bahwa risiko komplikasi COVID-19 lebih meningkat pada pasien yang mengalami radang gusi.
Oleh karena itu, penting sekali untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut khususnya di era pandemi saat ini, serta melakukan kontrol rutin ke dokter gigi tiap 6 bulan sekali.
“Untuk menjaga kesehatan gigi sebenarnya tidaklah sulit, yaitu dengan rutin menggosok gigi 2 kali sehari (pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur) ke seluruh permukaan gigi, dan setelah itu menyikat bagian lidah,” jelas Dokter Gigi RSUI, dr. Rona.
Pada penderita COVID-19 disarankan juga untuk berkumur 2 kali sehari menggunakan cairan povidone iodine untuk menurunkan jumlah virus SARS-Cov-2 yang ada di rongga mulut.
“Pada orang yang memang tidak terinfeksi virus, penggunaan obat kumur ini sebaiknya tidak dilakukan secara rutin karena dapat mengubah keseimbangan bakteri baik dan buruk, serta dapat mempercepat pertumbuhan jamur di mulut.
Pembersihan gigi dan mulut biasa (sikat gigi) sudah termasuk upaya untuk mencegah COVID-19” ujarnya.
Pertolongan pertama untuk penanganan masalah gigi dan mulut saat pandemi disarankan untuk untuk menggunakan obat pereda nyeri atau analgesik.
Jika kondisi kita memungkinkan untuk pergi keluar rumah dapat segera berkonsultasi dengan dokter di rumah sakit.
Terkait peraturan swab antigen bagi pasien, dokter Rona mengatakan hal tersebut diwajibkan bila tindakan membutuhkan durasi yang lama seperti pada tindakan pencabutan gigi.
Selain itu, di dalam ruang poli gigi RSUI juga tersedia vacuum aerosol yang dapat membersihkan ruangan dari virus atau bakteri.