HeadlinePeristiwa

Ribuan Sopir Angkot Belum Terima Bantuan Selama PSBB dari Pemerintah

608
×

Ribuan Sopir Angkot Belum Terima Bantuan Selama PSBB dari Pemerintah

Sebarkan artikel ini

WartaDepok.com – Pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Depok, Jawa Barat banyak ojek online mendapatkan bantuan dari pemerintah. Hal itu menimbulkan kecemburuan sosial.

Bahkan, ribuan sopir angkutan kota (angkot) di Depok berteriak dan belum menerima bantuan dari Pemerintah Kota Depok maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Sekretaris Organda Kota Depok, Hasyim mengatakan, selama pandemi dan PSBB penderitaan para sopir jauh lebih besar.

“Yang mendapat perlakuan khusus seperti ojol diprioritaskan mendapat subsidi ojol dan lain-lain,” kata Hasyim, kepada wartawan.

Dia memahami keresahan para sopir. Karena mereka selalu berharap bantuan segera datang untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Para sopir merasa cemburu dengan warga lain yang sudah bisa menikmati bantuan sosial dari pemerintah.

“Ini menimbulkan kecemburuan dari para pengemudi kenapa hanya ojol. Mereka berpikir, pejabat yang sekarang menjabat naiknya angkot zaman dulu atau bukan,” ucapnya.

Para sopir heran mengapa hanya ojol yang sering terakses mendapatkan bantuan. Padahal mereka pun juga sangat terdampak atas kondisi sekarang.

“Ini adalah reaksi spontan teman-teman mempertanyakan kepada organda dan pemerintah kapan mereka mendapatkan haknya,” katanya.

Organda pun sudah menyampaikan secara data semua supir yang ada di jalur Kota Depok. Sayangnya sampai saat ini bantuan itu belum tersalurkan pada para sopir.

Edi, salah satu sopir D06 mengatakan, dirinya saat ini hanya bisa mendapat uang Rp 30.000 per hari. Biasanya dia bisa membawa hingga Rp 90.000.

“Para sopir angkot sangat terkena dampaknya saat ini. Jadi bukan hanya ojol saja tapi yang dapat bantuan lebih sering ojol,” katanya.

Dia pun meminta agar pemerintah juga memperhatikan golongan sopir seperti dirinya. Dia pun menagih janji Gubernur Jawa Barat yang mengucapkan bahwa jangan sampai ada rakyat yang kelaparan.

“Gubernur kan bilang rakyat Jawa Barat jangan sampai kelaparan tapi realisasi nya tidak ada. Di RT RW juga hanya berapa persen yang dapat. Terus kita mencari rezeki juga dipersempit harusnya kita bawa 7-8 orang diturunin jadi 5 orang dari sini ke Terminal. Anak istri kita mau makan apa,” pungkasnya. (Wan/WD)

BACA JUGA:  TransJabodetabek Rute D41 Sawangan–Lebak Bulus Ubah Titik Layanan di Bus Stop BDN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *