HeadlinePeristiwa

Cerita Pasien Covid-19 Asal Depok Selama Diisolasi, Sering Dihujat Netizen Penyebab Corona di Indonesia

255
×

Cerita Pasien Covid-19 Asal Depok Selama Diisolasi, Sering Dihujat Netizen Penyebab Corona di Indonesia

Sebarkan artikel ini
Ketiga pasien Covid -19 sudah dinyatakan negatif saat berada di rumahnya wilayah Kota Depok. (M.Irwan Supriyadi/WartaDepok.com)

WartaDepok.com – Selama dinyatakan positif Virus Corona dan menjalani isolasi di RSPI Suliati Saroso, Jakarta Utara ketiga pasien 01, 02, dan 03 asal Kota Depok ini sering mendapat berbagai tanggapan negarif dari netizen.

Hal itu diungkapkan, pasien 01 Sita Tyasutami di kediamanya wilayah Kota Depok.

Bahkan dirinya dianggap warganet sebagai penyebab penyebaran Covid-19 di Indonesia.

“Saya pasien nomor satu bukan penyebab covid masuk ke indonesia. Kenapa kami menginfokan satu persatu? Karena banyak yang menanyakan, ternyata gejalanya beda-beda.

Kebetulan saya di keluarga yang paling sering sakit. Banyak juga yang ngedm ke kita, mba yang nyebabkan covid, pokoknya dibully. Padahal ada yang pulang dari umroh dan ada yang pulang dari Italia,” kata Sita, Kamis (19/3/2020).

Ia menekankan juga bahwa selama diisolasi pihak rumah sakit membolehkan bermain handpone.

Sebab, ia mendapat hujatan bahwa dirinya sedang memainkan drama Covid -19 di Indonesia.

“Kenapa saya menekanan ini? Karena banyak yang bilang kok diisolasi bisa main hp? Ini dramaya ya. Kami pekerja seni, kami tak berkantor, jadi yang pertama saya minta kirimin laptop, jadi saya kerja di ruang isolasi seperti orang normal saja.

Tidak seperti yang dibayangkan orang-orang. Jadi gejala setiap orang memang beda beda tergantung imun,”

“Di rumah sakit kita tidak dilarang main hp. Aku tiap hari videocall sama ibu,” ucap dia. Lalu ia menceritakan ketika awal diisolasi bersama ibunya di RSPI Suliati Saroso.

Sita mengaku parno ketika mau dilakukan isolasi, karena dirinya membayangkan isolasi di film film sangat seram.

“Kalau liat di film film isolasi seram banget, kita nunggu ambulan untuk dianter tuh rasanya deg degan setengah mati, sampai diisolasi pun,” tutur dia.

Namun selama dirinya diisolasi selama 16 hari di RSPI Suliati Saroso tidak merasakan demam, vertigo, dan tulang nyeri. Tapi diinfus selama 16 hari oleh pihak rumah sakit.

“Selama isolasi , tujuh hari pertama saya juga tidak dandan. Lalu melihat kakak saya dandan ikut dandan. Aku olahraga di dalam, meskipun sedang pakai infus, karena memang di luar biasanya saya sangat aktif. Saya squat saya splan, ,”

Bahkan ia mengaku sering mendapatkan teguran dari pihak rumah sakit untuk tidak loncat loncat di kamar. Karena dikhawatirkan infusnya copot.

“Di kamar isolasi ada cctv, interkom juga mengingatkan hati hati nanti infusnya terbalik,” kata dia.

Beda halnya dengan pasien 02, Maria Darmaningsih ibu dari Sita.

Maria selama diisolasi di RSPI untuk menghilangkan rasa sepi. Ia melakukan melukis sesuai hatinya selama di dalam ruang isolasi.

“Saya bersyukur, temenku yang psikolog mengirimkan buku gambar dan poster color, saya tidak pernah gambar. Saya jadi punya sarana untuk mengekspresikan amarah,” kata dia.

Dari hasil lukisan itu, kata Maria ada makna tersendiri yang berisi sesuai hatinya saat itu. Di mana, ia mengambar sambil mendengarkan musik.

“Bergaya aja kaya pelukis beneran, tapi kok senang. Saya breakdown banget, saya solat (dan berdoa). Hidup ini utamanya hanya hati dan gusti Allah,” kata Maria.

Maria saat inj pun bersyukur atas kepulihanya. Ia juga mengucapkan terimakasih banyak kepada RSPI Suliati Saroso, RS Mitra Keluarga, Diskominfo, Dinas Peternakan Depok, dan Dinas Kesehatan yang sudah membantu dirinya. (Wan/WD)

BACA JUGA:  Satpol PP Depok Bongkar Bangli dan PKL di Tanah PT Pertamina Gas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *