HeadlinePeristiwa

PSBB Depok Diterapkan, Banyak Pengendara Langgar Aturan

106
×

PSBB Depok Diterapkan, Banyak Pengendara Langgar Aturan

Sebarkan artikel ini

WartaDepok.com – Hari pertama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Depok, Jawa Barat masih banyak warga yang melanggar peraturan tersebut .

Hal itu diungkapkan Wali Kota Depok Mohammad Idris saat memantau wilayah Kota Depok, Rabu (15/4/2020).

“Hari pertama PSBB harus dievaluasi sinergitas dengan aparat di chek point.Di beberapa kelurahan saya keliling, saya cek masih banyak warga berkeliaran, ” ucap Idris di wilayah Kecamatan Sukmajaya.

Ia mengatakan, pelanggaran yang dilakukan masyarakat seperti nongkrong di warung dan banyak warga yang tidak mengunakan masker.

Maka dari itu, ia menilai PSBB di hari pertama masih banyak masalah dan meminta Satpol PP untuk menindak secara merata di masyarakat.

“Masih banyak masalah, harus dievaluasi, ” ucap Idris.

Sementara itu, Juru Bicara Covid-19 Kota Depok Dadang Wihana mengatakan, selama PSBB Pemerintah Kota Depok memastikan tidak ada blokade atau penutupan. Namun yang ada adalah chek point.

“Kami tegaskan tidak ada blokade atau penutupan jalan di Depok selama PSBB. Yang ada adalah pengawasan di setiap cek point,” kata Dadang Wihana.

Dadang menyebutkan, selama PSBB leading point untuk pengamanan dan pengaturan lalulintas ada di Polres Metro Depok. Dibantu oleh Kodim 0508/Depok, Dinas Perhubungan dan Satpol PP Kota Depok.

Untuk pengaturan lalulintas, pihaknya akan mendirikan banyak chek point yaitu di semua perbatasan dan didalam kota.

Fungsi cek point adalah untuk melihat konsistensi masyarakat dari segi aturan transportasi.

“Di cek point nanti dilakukan pengawasan terhadap, pengendara, misalnya sepeda motor tidak boleh berboncengan, harus menggunakan masker, dipatuhi apa tidak?. Dan di mobil sedan hanya boleh 3 orang, untuk mobil APV 4 orang, dan seterusnya”

“Kalau ada yang melanggar akan kita ingatkan, kita lakukan sosialisasi,” ungkapnya.

Kebijakan pembatasan transportasi di Depok lanjut Dadang, sama dengan yang diterapkan di DKI Jakarta untuk menghindari benturan mengenai aturan transportasi di Jakarta dan di kota-kota penyanggah.

“Tidak mungkinkan kita bolehkan 5 orang didalam mobil sedan di Depok tapi ketika mereka diperbatasan itu tidak boleh. Itu yang ingin kita sinkronkan,” jelasnya. (Wan/WD)

BACA JUGA:  Gerakan Bumil Sehat Diapresiasi Warga Depok

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *