WartaDepok.com – Kasus corona yang membuat panik warga Depok melahirkan banyak pandangan dari berbagai pihak. Sebab penyakit ini membawa dampak yang sangat luar biasa, mulai dari ekonomi sampai ke dampak politik.
Menurut pengamat Politik, Pangi Syarwi Chaniago, pernyataan dari Waikota Idris yang mengungkap data dari alamat pasien corona di Depok semestinya tidak usah dilakukan.
“Bisa blunder, apalagi banyak statmen atau komentar yang justru membuat masalah makin runyam,” kata dia.
Pangi juga mengatakan bahwa semestinya adanya kasus corona di Depok harus ada sosok yang bisa meneduhkan dan membuat suasana menjadi terkontrol.
“Ini barangkali peran pemimpin untuk meneduhkan, melindungi segenap tumpah darah rakyat di daerah tersebut,” kata dia.
“Walikota mestinya menyerahkan keahlinya, jangan sampai salah berkomentar, misalnya biarlah yang berbicara kepala dinas kesehatan, dokter dan pihak pihak yang terkait, ngak perlu walikota harus tambil dan ambil panggung, karena kelemahannya walikota tidak terlalu paham dan mendalami persoalan, kurang data dan yang disampaikan akhirnya memicu polemik dan membuat ruang panggung opini publik menjadi bising,” kata dia.
Terpisah ketua Komisi A DPRD Depok, Hamzah, meminta Wali Kota Depok, Mohammad Idris Abdul Somad, tak mengeluarkan pernyataan yang dapat mengganggu kekondusifan masyarakat terkait corona . Hamzah meminta Idris melindungi hak-hak warga.
“Bahwa kepala daerah itu kan harus membuat kekondusifan masyarakatnya dan juga harus menjaga hak-hak masyarakat itu sendiri. Kalau sudah menyebutkan nama, kondisi pasien atau penyakitnya itu kan melanggar UU, baik UU kesehatan maupun UU keterbukaan publik, jadi seharusnya Pak Wali harus berhati-hati, syukur-syukur memang tidak menyebutkan itu, mendapatkan dari medsos, kan kasihan efeknya dari pasien dan keluarganya mendapatkan tekanan,” kata Hamzah
Sementara itu saat dikonfirmasi, Wali Kota Depok Muhammad Idris membantah dirinya mengeluarkan statement tentang informasi alamat dua warga Depok yang dinyatakan positif corona, yang saat ini alamat itu beredar di media.
Idris mengaku sampai saat ini dirinya belum mengetahui secara pasti nama dua korban tersebut.“Dalam konferensi pers saya tidak menyebutkan nama dan alamat rumahnya,” kata Idris. (Wan/WD)