Humaniora

Sudah Overload, DLHK Depok akan Kelola Sampah Pakai Sistem Modern

205
×

Sudah Overload, DLHK Depok akan Kelola Sampah Pakai Sistem Modern

Sebarkan artikel ini
Irwan Supriyadi/WartaDepok.com. Aktivitas pembuangan sampah di TPA Cipayung, Depok.

WartaDepok.com – Kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung sudah melebihi kapasitas. Pemerintah Kota Depok berencana untuk melakukan pengurangan sampah di TPA tersebut dengan sistem moderen terkini.

Meski begitu, Pemerintah Kota Depok juga masih menunggu membuang sampah ke TPA Regional Mulut – Nambo di Kabupaten Bogor.

“Kita upayakan mengelola sampah di TPA dengan alat moderen, sambil menunggu pembuangan sampah ke TPA Nambo, ” kata kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok Ety Suryahati, belum lama ini saat melakukan tinjauan relokasi makam tertimbun longsor.

Maka dari itu, melihat kondisi TPA Cipayung sudah overload pihaknya menghimbau kepada masyarakat untuk membantu Pemerintah Kota Depok menangani sampah.

Caranya, kata Ety dengan memilah sampah rumah tangga, restoran, perkantoran, pusat pembelanjaan, dan lainya.

Dengan pemilihan sampah ini bisa mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Cipayung dan bisa menghasilkan pendapatan tambahan. Sebab, Depok sudah memiliki bank sampah yang tersebar di tingkat RW.

“Untuk itu kami meminta masyarakat Depok juga membantu kami dengan cara memilah sampah,” tuturnya.

Ety menambahkan, kurang lebih 700 ton sampah akan dibuang ke TPA Nambo untuk tiap harinya.

Tapi Pemkot Depok masih menunggu pembuang sampah ke TPA Nambo.

“Mudah mudahan Juni dan Juli 2020 sudah bisa dibuang ke sana sebanyak 700 ton per hari. Nah sisanya 200 ton ini masyarakat bantu kami dengan cara memilah sampah dan tidak buang sembarangan , ” kata Ety.

Menurut Etty, kualitas lingkungan hidup dan kualitas hidup masyarakat itu sendiri menjadi perhatian serius Pemerintah Kota (Pemkot) Depok. Khususnya terkait program Kota Depok yaitu, Depok Bebas Sampah atau Zero Waste City. “Sampai tahun 2019 ini, bank sampah yang terbentuk di Kota Depok mencapai 378 kelompok yang tersebar di 11 kecamatan,” ungkapnya.

Etty menambahkan, melalui bank sampah, ditemukan satu solusi inovatif untuk membiasakan masyarakat memilah sampah dan memanfaatkan sampah yang masih bernilai ekonomis atau dapat didaur ulang.

“Bank sampah adalah salah satu strategi penerapan pemilahan dalam upaya pembatasan sampah di tingkat masyarakat. Mudah-mudahan ke depan semakin banyak bank sampah yang terbentuk sehingga kami bisa mewujudkan program unggulan Kota Depok yaitu Zero Waste City,” jelas Etty.

Pihaknya, lanjut Etty, mengajak semua pihak untuk terus menjalin kerja sama dengan berupaya menanamkan kesadaran lingkungan hidup kepada masyarakat sekitar. Seperti membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah organik dan anorganik, menggunakan barang-barang yang bisa digunakan kembali atau daur ulang, dan lain sebagainya.

“Mudah-mudahan upaya yang kami lakukan bersama dan secara masif ini bisa membawa perubahan lingkungan menjadi lebih baik lagi. Tentunya dengan dukungan dari pengelola bank sampah juga,” kata Etty berharap. (Wan/WD)

BACA JUGA:  Edukasi Pencegahan Rabies, DKP3 Depok Gelar World Rabies Day 2025

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *