WartaDepok.com – Terpilihnya Anies Baswedan oleh Nasdem, membawa potensi polarisasi politik pada Pilpres 2019 mendatang, terutama di kalangan akar rumput. Dengan kata lain, ada kekhawatiran konstelasi Pilkada DKI 2017 bisa terulang.
Demikian diungkapkan Pakar Kebijakan Publik, Doktor Trubus.
Dia mengatakan bahwa potensi polarisasi bisa semakin meruncing ketika pasangan calon pada Pilpres 2024 diikuti dua pasangan.
“Yang dikhawatirkan ini adalah masa di bawah. Kelompok yang selama ini tidak terakomodir. Kelompok yang memandang pemerintah anti demokrasi,” ujar dia kepada awak media, Selasa (3/9).
“Kita harus meminimalisir konflik dan perpecahan masyarakat,” lanjutnya.
Trubus lantas menyinggung ihwal pentingnya momen pemilihan Pj Gubernur DKI Jakarta, di mana Anies Baswedan tak lama lagi lengser lantaran masa kepemimpinannya berakhir.
Saat ini ada tiga calon kuat yang digadang-gadang menjadi kandidat kuat. Yakni Heru, Marullah, Bahtiar.
Dijelaskan Trubus, pemilihan Heru bisa menjadi boomerang bagi situasi politik di DKI Jakarta. Pasalnya Heru merupakan representasi Istana, sehingga tidak mudah baginya diterima.
“Sama seperti halnya Pak Marullah. Nanti kalau semisal menjadi Pj Gubernur DKI, proses pemilihan (Sekda) butuh waktu lagi. Tidak gampang menjadi sekda,” paparnya.
Trubus lebih cenderung menilai sosok Bahtiar sebagai figur netral. Sebagai Dirjen di Kementerian Dalam Negeri, Bahtiar bisa menjadi penengah bagi semua kelompok, lantaran tidak memiliki kepentingan.
“Beliau dari Kemendagri. Tidak ada irisan dengan kelompok lain,” pungkasnya. (*)