Peristiwa

Cerita Warga Bantaran Ciliwung Saat Hujan Deras Berdampak Banjir di Jakarta

194
×

Cerita Warga Bantaran Ciliwung Saat Hujan Deras Berdampak Banjir di Jakarta

Sebarkan artikel ini
Ketinggian Sungai Ciliwung saat hujan deras pada 1 Januari 2020.(M. irwan Supriyadi/WartaDepok.com)

WartaDepok.com – Aliran Sungai Ciliwung yang deras saat hujan dengan waktu lama membuat wilayah DKI Jakarta alami banjir di beberapa titik.

Tak hanya itu, warga Kota Depok, Jawa Barat yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung pun merasakan banjir dari luapam air sungai tersebut yang hanya sebatas melintas saja.

Kendati demikian, saat arus air Sungai Ciliwung melintasi di Depok, Kontributor wartadepok. com mendapat cerita kesaksian dari warga yang tinggal di bantaran Sungai Purba tersebut.

Salah satunya, Kholisoh warga RW 1 Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji yang rumahnya kebanjiran saat air sungai Ciliwung meluap usai hujan deras saat pergantian malam tahun baru.

“Pas banjirnya itu tanggal 1 Januari 2020 , itu kan hujan terus kan gak berhenti henti. Jadi air Ciliwung meluap sedikit sedikit dan masuk kerumah, gak langsung gede gitu airnya, ” kata Kholisoh kepada Suara. com di dekat Sungai Ciliwung, Jumat (3/1/2020).

Air Ciliwung meluap dan masuk ke rumah warga sebut Kholisoh, sekitar pukul 08.00 WIB dan semua warga yang tinggal langsung mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

“Pas air meluap tuh ke pemukiman warga. Air Ciliwung suaranya gemuruh gitu dan sampah yang dari arah Bogor seperti digulung gulung, ” tuturnya.

Kholisoh mengatakan, air yang naik ke pemukiman warga surut pada sore hari sekira pukul 17.00 WIB.

Biasanya kata dia, kalau hujan besar dan air sungai Ciliwung meluap di wilayah tersebut hanya sebentar surutnya.

“Pas pagi jam 6 , air sudah mulai besar. Surut air pas jam 5 sore. Di sini mah air sungai Ciliwung kaya air lewat, ” kata wanita yang sudah sembilan tahun tinggal di bantaran Sungai Ciliwung.

Sementara itu, lain cerita dengan Ari warga yang tinggal di bantaran Ciliwung. Saat banjir yang melanda istrinya mengalami kontraksi atau mau melahirkan.

“Pas hujan deras dan banjir itu istri saya mau melahirkan anak ke tiga. Jadi saya langsung bawa istri ke bidan, ” kata Ari.

Peristiwa ini tidak membuat dirinya kapok tinggal di bantaran Ciliwung. Sebab, dirinya mengaku sudah lama tinggal dan asli wilayah tersebut.

“Kalau banjir sering di sini. Gak kapok, kan rumah saya di sini. Mau ke mana lagi. Kalau sudah hujan besar dan mau banjir, anak, istri dan saya mengungsi. Terpenting anak dan istri saya selamat dari banjir, ” tuturnya.

Sementara itu, Pos Pemantau Sungai Ciliwung Depok, milik Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta waktu air Ciliwung deras dari Bogor mencatat ketinggian air di Ciliwung mencapai 410 Centimeter.

“(1 Januari 2020) paling tinggi mencapai 410 sentimeter. Kami sempat menyatakan siaga satu,” Ucap Ardi Suhardi petugas pemantau sungai Dinas Sumber Daya Air Provinsi DKI Jakarta, di Pos Pemantau Jembatan Panus Kelurahan Pancoran Mas, Kecamatan Pancoran Mas Kota Depok.

Ardi menegaskan melihat debit air di Sungai Ciliwung saat ini yang menurun, maka pihaknya menyatakan siaga dua. Namun, kondisi tersebut masih dilakukan pemantauan.

“Kita lihat dulu, kalau curah hujan di hulu dan hilir tinggi lagi seperti kemarin kemungkinan volumenya naik lagi,” bebernya.

Sementara itu Syarif yang juga bertugas memantau Sungai Ciliwung, mengatakan aliran air sungai hingga saat ini masih cukup deras atau diatas normal.

“Biasanya normal, sekarang masih kategori deras. Pokoknya kita masih melakukan pemantauan, kondisi sekarang tidak terlalu berbahaya bisa jadi kalau ada hujan lokal akan ada peningkatan debit air,” pungkasnya. (Wan/WD)

BACA JUGA:  DPUPR Depok Bersihkan Material Turap Longsor Anak Kali Jantung Sukmajaya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *